Malang – Rabu 22 Januari 2020, pengurus Koprs PMII Putri (KOPRI) Komisariat Sunan Kalijaga Kota Malang(UM) mengadakan Diskusi dan
Pelatihan pra karya bucket hijab. Kegiatan yang diselenggarakan di sekretariat PMII Rayon Kholdun berlangsung ramai dan riuh dihadiri kader-kader putri pmii sunan kalijaga.
Forum Diskusi dimoderatori oleh sahabati Resta (Rayon Al-haddad) dan Pengisi atau partner sharing Sahabati Farida Nur’aini, Pengurus Kopri Sunan Kalijaga (UM) tahun 2017-2018. Diskusi bertemakan “Kopri Milenial Kreatifitas Tanpa Batas” dibuka dengan sesi diskusi, sebelum masuk pada sesi pelatihan Bucket Hijab. Pertama dibuka oleh moderator tentang diskusi mengenai mentalitas seorang wanita khususnya kopri diera milenial harus mendapatkan sentuhan khusus. Harus tetap menjadi diri sendiri tanpa menghiraukan segala macam omongan atau julitan orang lain terhadap kita. Allah menempatkan kita di PMII itu tidak hanya iseng, melainkan kalian semua adalah orang-orang pilihan ” tutur farida.
Membahas mengenai era milenial, tidak terlepas dari berkembangnya ranah pengetahuan dan teknologi. Mengimbangi hal tersebut seorang kader kopri harus memulai dari hal-hal kecil yang memang memiliki kebermanfaatan untuk pengembangan kreatifitas diri dan juga menghasilkan suatu kebermanfaatan bagi sendiri dan orang lain khususnya. Salah satunya yakni dengan pelatihan Buket Hijab. Terkait produk yang akan disimulasikan dipraktekkan malam ini yakni tentang pelatihan Buket hijab. Dia menjelaskan Bahwa sebelum menciptakan suatu produk harus melakukan analisis pasar terlebih dahulu. Melihat kebutuhan pasar dan apa saja yang berhubungan dengan kesenangan dari konsumen.
Peserta sangat antusias dan berpartisipasi aktif dan mampu membuat Buket dari Hijab (untuk tahap pemula). Harapannya setelah diadakannya forum diskusi dan pelatihan buket hijab ini, Kader-kader kopri Sunan Kalijaga Kota Malang mampu menjadi seorang kader yang memang berdaya, mandiri, kreatif serta mampu istiqomah dalam ranah pergerakan. Wanita memang terkenal dengan sebutan sosok yang emosional, terlalu tinggi egonya dan terkenal dengan sosok yang berkutat di dunia dapur, sumur serta kasur. Itu semua paradigma yang harus dirubah, bahwa kader kopri mampu berkembang khususnya di era millenial saat ini, Baik secara koginisi maupun keterampilan.(lyh/mbr)