Perkenalkan aku Wilda Yusrina Amini dari rayon Al-Haddad Komisariat Sunan Kalijaga biasa di panggil wilda, aku kuliah jurusan Tata Boga di Universitas Negeri Malang. Tahun ini tepatnya tanggal 15 oktober aku akan berumur 21 tahun.
Intuisi, rasa aneh yang datang tiba-tiba, bergejolak memenuhi pikiran dan mempermainkan logika, menalar tanpa batasan dan arahan. Berjalan sendiri tidak memperdulikan apa yang orang katakan. Memikirkan dan mencari hal untuk memecahkan persoalan yang kita buat sendiri, dan saat kita menyadari jawabanya, itulah yang disebut intuisi. Tidak lain seperti insting yang tajam dan berkembang memutuskan suatu hal dengan tiba-tiba berdasarkan keyakinan dan pemahaman kita.
Perasaan takut yang menghampiri saat intuisi membisikan kebenaran menurut keyakinan dan menggerakkan hati untuk cepat mengambil keputusan, yang sebenarnya tidak kita inginkan. Tau bahwa intuisi itu benar tapi kebenaraanya tidak sesuai dengan perasaan ingin tetap tinggal disuatu kesalahan yang akan menjebak kita terus melakukan kesalahan.
Semakin dirasa kebenaran semakin ingin menjauhi intuisi. Dengan bodohnya aku bertahan dengan senyuman palsu untuk menguatkan keinginan yang hanya didasari perasaan nyaman dan tenang. Tanpa disadari tekanan, peraturan dan banyak kemauan darinya yang terus menerus bertambah sedangkan hal itu bukanlah sesuatu yang aku sukai dan bodohnya lagi aku masih bertahan dan menganggap hal itu suatu kewajaran dalam suatu hubungan.
Mendahui keinginan, dan berjalan mengikuti kemauannya. Perasaan takut, semakin menghantuiku jika aku masih berdiri dan menutupi kebenaran, selalu berusaha mencari sesuatu untuk menganggap intuisiku salah dan aku benar tidak memilihnya. Tertanya semakin lama ku jalani, semakin aku mencari, semakin menguati intuisiku. Perasaan bersalah menyelimuti, karna tidak mengikuti intuisi. Saat itupun aku masih bertahan, mungkin dia akan berubah dan aku tidak salah dalam mempertahankan hubungan ini.
Bisikan – bisikan itu semakin hari semakin menjadi, hingga membuatku takut. Dalam hati aku berfikir apa yang harus aku lakukan, haruskah aku mendengarkan intuisi itu atau aku harus mendengarkan bisikan hati. Aku lelah, lelah dengan semua ini hingga membuat aku muak, aku ingin segera mengakhiri semua ini. Dalam raga ini berkata aku harus bangkit, namun intuisi berbicara seakan – akan meracuni otak ini.
Lambat laun semuanya berubah saat dia mengulangi kesalahan yang beberapa kali dia lakukan, aku hanya diam melihat apa yang terjadi pada sudah jauh dari kemauhuanku. Saat aku diam bisikan aneh terdengar kuat ditelingaku “sudahlah, mungkin ini saatnya kamu mengakui kebenaranku”. Tanpa perasaan sedih aku memutuskan kali ini saatnya aku mengikuti bisikan aneh yang selama ini mengingatkanku tentang kebenaran yang seharusnya aku ambil dari awal. Semua yang terjadi bukanlah suatu hal yang harus disesali, melainkan kita harus belajar mengambil keputusan yang benar, walaupun itu bukan dari kemahuan kita sendiri. Terkadang sesuatu keburukan bisa didasari dari tindakkan kebaikkan yang tak terlihat dan dihiraukan.
//fhe