Oleh : Muhammad Ihyaul Muhaimin
PMII kini memasuki usia ke-60 tahun. Tentu bukan usia yang tak lagi muda dan telah melewati banyak suka duka dan pahit manisnya perjuangan.
Lahirnya PMII berawal dari kongres ke-3 IPNU dengan dibentuknya Departemen Perguruan Tinggi IPNU. Dan akhirnya pada kongres Besar IPNU pada tanggal 14-17 Maret 1960 di kaliurang Yogyakarta disepakati berdirinya organisasi mahasiswa nahdliyin. Menindak lanjuti keputusan tersebut diadakanlah Musyawarah di sekolah Muamalat NU Wonokromo di Surabaya 14-16 April 1960 yang menghasilkan keputusan nama PMII dan penyusunan peraturan dasar yang mulai berlaku 17 April 1960 sebagai lahir PMII.
Namun, perayaan hari lahir ke-60 tahun PMII berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena dirayakan ditengah wabah pandemi Covid-19. Tapi hal tersebut tidak menghalangi kader-kader PMII untuk merefleksi dan mengingat perjuangan PMII terdahulu.
Menginjak 60 tahun bisa dikatakan PMII sudah lah sangat dewasa. Sehingga PMII mampu melahirkan kader-kader militan yang berkualitas. Namun PMII malah tenggelam dalam kepentingan politik praktis. Lahirnya deklarasi Murnajati yang bertempat di gedung Murnajati, Lawang. Kab Malang menjadi tolak balik kebangkitan PMII dan bentuk pemisah dari NU, karena pada waktu itu NU masih partai politik. Dan PMII menyatakan diri sebagai organisasi kemahasiswaan yang independen.
Kenyataannya sekarang banyak kasus kader PMII yang berlomba-lomba berebut jabatan politik dalam sebuah hajat pemilu kampus dan tak jarang saling sikut demi sebuah posisi struktural ormawa.
Kedepannya PMII dituntut untuk membuat strategi pergerakan yang menciptakan kader agamis-aktivis-akademis. sehingga PMII mampu menjadi aktor utama dalam perubahan bukan hanya sebagai penikmat semata.
Tantangan PMII harus bisa menjadi kader agamis yang mampu membentengi NU dari golongan radikal, menjadi aktivis PMII yang kreatif bukan kader apatis, kader akademis yang berkarya untuk negeri dengan sangat optimis.
Selamat hari lahir PMII ke-60
Tamgan terkepal dan Maju Kemuka
Salam Pergerakan!
- Penulis adalah kader rayon PMII Al-Biruni (FIS-UM), mahasiswa jurusan Geografi 2018.